A. PENGERTIAN KADER
Kader kesehatan adalah tenaga kerja dipilih masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga sebagai penggerak atau promoter kesehatan.
Direktorat Bina Serta Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1992) memberikan batasan kader sebagai warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela, kader secara sukarela bersedia berperan melaksanakan dan mengelola kegiatan Keluarga Berencana di desa.
Sedangakan menurut WHO (1995), kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayangan kesehatan.
B. TUGAS KADER
Sesuai dengan pengertiannya (WHO), kader bekerja di tempat pemberian pelayanan kesehatan yang terdekat di masyarakat, seperti pos pelayanan terpadu (posyandu). Tugas-tugas kader dalam rangka menyelenggarakan psyandu dibagi menjadi tiga kelmpok, yaitu sebagai berikut.
1. Tugas kader pada saat persiapan hari buka posyandu, meliputi beberapa hal berikut ini.
a. Menyiapkan alat penimbang bayi, kartu menuju sehat (kms), alat peraga, alat pengukut lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan bayi/anak, obat-obatan yang dibutuhkan (misalnya, tablet tambah dara/zat besi, vitamain a, oralit), bahan atau marteri penyuluhan
b. Menundang dan menggerakan masyarakat, yatu dengan memberitahu ibu-ibu untuk dating ke posyandu, serta melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat yang dapat memotivasi masyarakat untuk dating ke posyandu.
c. Melaksanakan pembagian tugas di antara kader posyandu baik persiapan meupun pelaksanaan kegiatan.
2. Tugas kader pada hari buka posyandu.
a. Meja 1 (meja pendaftaran)
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada kms dan mendaftar bayi atau balita pada kms, dan mendaftar ibu hamil dengan menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil.
b. Meja 2 (penumbang)
Menimbang bayi atau balita mencatat hasil penimbangan pada kertas.
c. Meja 3(pengisian kms)
Mengisi kms atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari kertas ke dalam kms.
d. Meja 4 (penyuluhan)
· Menjelaskan data kms atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat yang digambarkan dalam grafik kms kepada ibu.
· Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data kms atau dari hasil pengamatan masalah yang dialami sasatan.
· Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan.
· Memberikan elayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu, misalnya pemberian tablet tambah darah, vitamin a, dan oralit
e. Meja 5 (pelayanan)
Meja 5 merupakan kegiatan pelayanan sector yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain pelayanan imunisasi, keluarga berencana, pengobatan, pemberian tableh ambah darah, dan kaspsul yodium.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan kader agar kegiatan kelima meja dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut.
· Selama menunggu, berikan makanan tambahan (pmt) atau maninan kepada balita agar anak tenang.
· Untuk menghindari rasa takut pada anak, usahakan kegiatan penimbangan menggunakan teknik bermain,
· Dalam melakukan penyuluhan didasarkan kepada kebutuhan, lakukan penyuluhan secara kelompok sebelum pendaftaran.
· Lakukan kegiatan membuka posyandu dengan disiplin waktu.
3. Tugas kader setelah membuka posyandu.
a. Memindahkan catatan-catatan pada kms ke dalam buku register atau buku bantu kader.
b. Menilai hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu bulan berikutnya.
c. Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu-ibu.
d. Kegiatan kunjungan rumah, sekaligus memberikan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
C. PERAN KADER
Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kader juga berperan dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu. Selain dalam kegaiatn posyandu, keder juga mempunyai peran di luar kegiatan posyandu, yaitu sebagai berikut.
a. Merencanakan kegiatan, antara lain menyiapkan dan melaksanakan surveri mawas diri, membahas hasil survey menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, serta membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b. Melakukan komunikasi, memberikan informasi, dan motivasi tatap muka (kunjungan) dengan menggunakan alat peraga, serta melakukan demonstrasi (memberikan contoh)
c. Menggerakkan masyarakat, mendorong masyarakat untuk bergotong-royong, memberikan inforamsi, serta mengadakan kesepakatan kegiatan yang akan dilaksanakan.
d. Memberikan pelayanan, yaitu membagi obat, membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang di desanya dan melaporkannya, memberikan pertolongan pemantauan penyakit, serta memberikan pertolongan pada kecelakaan.
e. Melakukan pencatatan seperti berikut ini.
· Keluarga berencana (KB) atau jumlah pasangan usia subur, jumlah peserta KB aktif
· Kesehatan ibu dan anak (KIA), jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan
· Imunisasi, seperti jumlah imunisasi tetanus toksoid (TT) ibu hamil dan jumlah bayi atau balita yang diimunisasikan.
· Gizi, seperti jumlah bayi yang mempunyai kms, balita yng di timbang dan yang naik timbangannya.
· Diare, seperti jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan, dan dirujuk.
f. Melakukan pembinaan mengenai lama program keterpaduan KB kesehatan dan upaya kesehatan lainnya.
g. Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
h. Melakukan pertemuan kelompok.
D. PENGETAHUAN PENGTING KADER
Kader perlu mengetahui tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, yaitu tanda/gejala yang menunjukkan ibu dan bayi dan dikandungnya dalam keadaan bahaya.
10 tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas |
1. Ibu tidak mau makan dan muntah terus. 2. Berat badan ibu hamil tidak bertambah. 3. Perdarahan. 4. Bengkak di tangan dan wajah, pusing, serta diikuti kejang. 5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada. 6. Kelainan letak janin dalam rahim. 7. Ketuban pecah sebelum waktunya. 8. Persalinan lama. 9. Penyakit ibu yang memengaruhi kehamilan. 10. Demam tinggi pada masa nifas. |
1. Ibu muntah dan tidak mau makan. Kebanyakan ibu hamil dengan usia kehamilan 1-3 bulan sering mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Namun, jika ibu tetap tidak mau makan, muntah terus menerus sehingga ibu lemah dan tidak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi janin dan kesehatan ibu. Seorang kader diharapkan memberi informasi tentang keadaan. Ibu atau keluarganya perlu didorong untuk segera meminta pertolongan bidan terdekat untuk dibawa ke puskesmas atau ke rumah sakit agar kehmamilannya dapat diselamatkan.
2. Berat badan ibu hamil tidak naik. Selama kehamilan, berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg karena pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu akibat kehamilan. Kenaikan berat badan biasanya terlihat nyata sejak usia kehamilan 4 bulan sampai menjelang persalinan. Jika berat badan ibu tidak naik pada akhir bulan ke-4 atau berat badan kurang dari 45 kg pada akhir bulan ke-6, pertumbuhan janin mungkin terganggu. Kader perlu mendorong ibu atau keluarganya untuk segera minta pertolongan bidan terdekat untuk dibawa ke puskesmas atau rumah sakit agar dapat diperiksa dan diberi pertolongan yang diperlukan.
3. Perdarahan. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan, persalinan, dan nifas, sering kali merupakan tanda bahaya yang mengakibatkan kematian ibu dan janin.
a. Perdaraham melalui jalan lahir pada usia kehamilan sebelum 3 bulan disebabkan oleh keguguran yang mengancam. Ibu harus segera meminta bantuan bidan atau dokter
b. Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat. Ibu yang terlambat mengetahuinya, harus langsung dibawa ke rumah sakit untuk diselamatkan jiwanya.
c. Pendarahan pada usia kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu harus segera mendapatkan pertolongan di rumah sakit.
d. Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangan berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu yang paling sering. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam, ibu harus segera ditolong unutk diselamatkan.
e. Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang berlangsung terus-menerus, disertai bau tidak sedap dan demam, juga merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
4. Bengkak ditangan atau wajah, pusing, dan diikuti kejang. Sedikit bengkak pada kaki atau tungkai bawah pada usia kehamilan 6 bulan ke atas mungkin masih normal. Akan tetapi, bengkak pada tangan atau wajah, apabila disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala (pusing), sangat berbahaya. Jika keadaan ini dibiarkan, ibu dapat mengalami kejang. Keadaan ini disebut keracunan kehamilan atau eklamsia.
5. Gerakan janin berkurang atau tidak ada. Pada keadaan normal gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada usia kehamilan 4-5 bulan. Sejak saat itu, gerakan janin sering dirasakan. Janin yang sehat bergerak secara teratur. Jika gerakan janin berkurang, melemah atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, kehidupan bayi mungkin terancam.
6. Kelainan letak janin di dalam rahim. Pada keadaan normal, kaput janin berada dibagian bawah rahim ibu dan menghadap kea rah punggung ibu. Menjelang persalina, kepala janin turun masuk ke rongga panggul ibu. Kadang-kadang, letak bayi tidak normal sampai udia kehamilan 9 bulan. Pada keadaan seperti ini, ibu harus melahirkan di rumah sakit agar ibu dan bayi dapa diselamatkan. Kelainan letak janin, antara lain letak sungsung (letak kepala janin dibagian atas rahim) dan letak lingtang (letak kepala janin di dalam rahim).
7. Ketuban pecah sebalum waktunya. Biasanya, ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal persalinan (seperti mulas dan keluarnya lender bercampur sedikit darah). Cairan ketuban biasanya berwarna jernih ke kuningan. Jika ketuban telah pecah dan cairan keuban keluar sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi ibu maupun janin. Ibu harus segera mendapat pertolongan bidan terdekta atau dibawa ke puskesmas atau rumah sakit.
8. Persalinan lama. Persalinan berlangsung sejak ibu mulai merasa mulas sampai kelahiran bayi. Persalinan tersebut biasanya kurang dari 12 jam. Ibu yang melahirkan anak kedua dan pertama. Jika bayi belum lahir sejak 12 jam mulainya mulas, persalinan tersebut tergolong lama. Ibu harus mendapat pertolongan di rumah sakit untuk menyelamatkan janin dan menceagh terjadinya perdarahan atau infeksi pada ibu.
9. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan. Beberapa penyakit merugikan kehamilan, antara lain:
a. Penyakit jantung. Ibu sering berdebar dan mudah sesak napas jika melakukan kegiatan ringan sehari-hari.
b. Kurang darah (anemia) berat. Ibu pucat, lesu, lemah. Pusing, dan sering sakit.
c. TBC. Ibu mengalami batuk yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan kurang, berat badan turun, dan berkeringat di malam hari.
d. Malaria. Ibu demam mengigil secara berkala, lemah, dan pucat
e. Infeksi pada saluran kelainan. Gejalanya tidak selalu nyata, misalnya keputihan, luka, atau nyeri pada alat kelamin.
10. Demam tinggi pada masa nifas. Pada masa nifas, selama 42 hari setelah melahirkan, ibu yang mengalami demam tinggi lebih dari 2 hari, dan disertai keluarnya cairan (dari liang rahim) yang berbau, mungkin mengalami infeksi jalan lahir. Cairan liang rahim yang tetap berdarah, keadaan ini dapat mengancam keselamatan ibu.
Kehamilan yang perlu diwaspadai! |
1. usia ibu <20 tahun. 2. usia ibu >35 tahun. 3. jumlah anak 4 orang atau lebih 4. jarak dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun. 5. tinggi badan ibu kurang dari 145 cm. 6. lingkar lengan atas (LLA) kurang dari 23,5 cm. 7. ibu pernah mengalami kehamilan dan persalinan dengan salah satu keadaan berikut. - Perdarahan - persalinan lama (lebih dari 12 jam) - Kejang - melahirkan dengan cara operasi - demem tingg - bayi yang dilahirkan meninggal |
E. PENYULUHAN GIZI IBU HAMIL
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Berat badan yang bertambah dengan normal, menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal pada ibu hamil sebanyak 7 kg (untuk ibu yang gemuk) dan 12,5 kg (untuk ibu yang tidak gemuk). Di luar batas itu, dinilai abnormal.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik 0,3 kg. pada kehamilan tua, rata-rata kenaikan berat badan ibu akan mecapai 12 kg. jika kenaikan berat badan lebih dari normal, akan berisiko mengalami komplikasi preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan persalinan.
Zat makanan yang dibutuhkan ibu hamil, yaitu:
1. Energi, dihasilkan dari karbohidrat, protein, dan zat patinya.
2. Protein, ibu hamil membutuhkan protein lebih banyak dari biasanya. Protein hewani lebih besar dibadingkan protein nabati. Contoh: ikan, daging, susu dan telur harus lebih banyak dikonsumsi jika dibandingkan dengan tahum tempe, dan kacan. Protein dapat diperoleh dari susu, telur, dan keju. Tambahannya diperoleh dari gandum dan kacang-kacangan. Manfaat dari protein.
a. Protein untuk membangaun tubuh janin dimulai dari sebesar sel hingga menjadi tubuh seberat 3,5 kg.
b. Protein digunakan untuk membuat ari-ari.
c. Rotein digunakan untuk menambah unsure dalam cairan darah terutama haemoglobin dan plasma darah.
d. Protein digunakan untuk pembuat cairan ketuban.
3. Vitamin. Ada beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu hamil jika ibu hamil sampai kekurangan vitamin, pembentukan sel-sel tubuh anak akan berkurang. Anak dapat kurang darang, cacar bawaan kelainan bentuk, bahkan ibu dapat keguguran. Vitamin yang dibutuhkanoleh ibu hamil, yaitu B6, C, A, D, E, dan K.
4. Mineral
a. Kalsium. Kalsium sangat penting karena dibutuhkan untuk membentuk tulang. Apabila kekurangan kalsium, bayi yang dikandung akan menderita kelainan tulang dan gigi. Sumber kalsium yang tinggi diperoleh dari semua makanan yang berasal dari, susu seperti es krim dan kue. Selain itu juga banyak terdapat pada kacang-kacangan.
b. Fosfor. Mineral ini dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seimbang di daldm tubuh dapat terjadi gangguan. Gangguan yang paling seing adalah kram pada tungkai.
c. Zat besi. Sel darah merah ibu hamil bertambah sampai 30%. Berarti, tubuhnya memerlukan tambahan zat besi. Setiap hari, ibu hamil membutuhkan tambahan 700-800 mg zat besi. Sumbermakanan yang mengandung zat besi tinggi adalah hati. Oleh karen itu, ibu hamil perlu banyak mengonsumsi hati, daging, telur, kacang-kacangan, dan sayur berwarna hijau. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester i dan iii. Pada masa tersebut, kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian saja. Walauun menu hariannya cukup mengandung zat besi, ibu hamil tetap membutuhkan tambahan table zat atau vitamin yang mengandung zat besi.
d. Zink. Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil biasanya cukup dari makanan sehari-hari.
e. Fluor. Mineral fluor juga tidak banyak diperlukan. Dalam air minum normal, cukup mengandung fluor.
f. Yodium. Yodium cukup diperoleh dari minum dan sumber bahan makanan laut. Jika ibu hamil kekurangan yodium, akan melahirkan anak yang cebol.
13 pesan PUGS 1993 (pedoman Umum Gizi Seimbang) |
|
F. PENYULUHAN KB
Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatikan khusus atau masalah (diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut sehingga masalah utama dapat diketahui melalui anamnesis dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang diinginkan.
Salah satu usaha untuk menciptakan kesejahteraan adalah dengan meberi nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan memeperkecil angka kelahiran (Depkes RI 1999). Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk Indonesia. Tujuan program KB adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak serta membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi.
Peserta KB akan mendapat pelayanan dengan cara sebagai berikut.
1. Pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu banyak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan mendapat prioritas pelayanan KB.
2. Peserta KB diberikan pengertian mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan dan kelemahan masing-masing sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
3. Harus mendapat informasi mengenai metode kontrasepsi dengan keuntungan dan kelemahannya sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
4. Harus dilakukan pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien agar dapat ditentukan metode yang paling cocok dengan hasil pemeriksaannnya.
5. Harus mendapat informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode kontrasepsi.
Kegiatan KB merupakan salah satu komponen dari pelayanan kesehatan reproduksi esendial (PKRE) yang dapat dilaksanakan di tiap tingkat pelayanan sesuai dengan kewenangannya, yaitu:
1. Pelayanan di tingkat desa.
a. Konseling kb
b. Pelayanan kb, kecuali implant dan metode operatif.
c. Pertolongan pertama efek samping kb.
d. Rujukan pelayanan kb.
2. Pelayanan di tingkat puskesmas.
a. Konseling kb.
b. Pelayanan kb, sesuai dengan kemampuan
c. Pertolongan pertama komplikasi dan kegagalan kb serta penanganan efek samping kb.
d. Rujukan pelayanan kb.
e. Pembinaan pelayanan di tingkat desa.
3. Pelayanan di tingkat rujukan kb
a. Konseling kb.
b. Pelayanan semua jenis metode kb.
c. Penanganan komplikasi dan kegagalan kb serta penanganan efek samping kb.
d. Penanganan kasus rujukan pelayanan kb>
e. Pembinaan pelayanan di tingkat puskesmas.
G. Kondom
Kondom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan spperma pada saat pria ejakulasi. Tingkat keberhasilannya 80-95%.
Keuntungannya sebagai berikut.
1. Murah, mudah dilipat, tidak perlu resep dokter.
2. Mudah dipakai sendiri.
3. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin.
Kerugian memakai kondom.
1. Selalu harus memakai kondom yang baru.
2. Selalu harus ada persediaan.
3. Kadang-kadang, ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya.
4. Tingkat kegagalnnya cukup tinggi, jika terlambat memakainya.
5. Sobek jikamemasukannya tergesa-gesa.
6. Mengganggu kenyamanan bersanggama.
Cara penggunaan adalah menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang (ereksi), dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada saat akan bersanggama, sebelum penis menjadi lemas.
H. Pil KB
Pil ini adalah hormone yang mengandung estrogen dan progesterone atau progesterone saja yang diminum setiap selama 21 atau 28 hari. Tingkat keberhasilannya 92-99%. Keuntungannya sebagai berikut
1. Kesuburan segera kembali.
2. Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid.
3. Terlindungi dari penyakit radang panggul (ppp) dan kehamilan di luar rahim.
4. Mudah menggunakannnya.
5. Mencegah anemia karena kekurangan gizi.
6. Mengurangi risiko kanker ovarium (kandung telur).
7. Produksi asi tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya mengandung prodesterone (pil mini, yaitu exclution.).
Kerugiannya sebagai berikut.
1. Pemakaian harus disiplin meminum pil setiap hari, jika tidak kemungkinan hamil tinggi.
2. Dapat memengaruhi produksi asi untuk pil yang mengandung estrogen.
3. Dapat meingkatkan risiko infeksi klamidia/jamur di sekitar kemaluannya wanita.
4. Tidak dianjurkan pada wanita yang berudia di atas 35 tahun dan perokok karena akan memengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh.
Cara penggunaan pil, pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut setiap hari satu pil. Jika pemakai lupa meminumnya satu hari maka segera minum 2 tablet keeokan harinyam, kecuali pemakai yakin sedang tidak hamil.
I. Susuk KB Implan
Susuk ini terdiri dari 1 atau 6 kapsul (sbesar korek api) yang dimaksukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormone progesterone selama 3 atau 5 tahun. Tingkat keberhasilan/efektivitasnya 97-99%. Keuntungannya sebagai berikut.
1. Tidak menekan produksi asi.
2. Praktis, efektif.
3. Tidak harus mengingat-ingat.
4. Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun).
5. Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan.
6. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen.
Kerugiannya sebagai berikut.
1. Susuk kb/ implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
2. Dapat menyebabkan pola haid berubah.
3. Pemakaian tidak dapat memasannya sendiri.
Saat pemasangan yang tepat adalah 1-2 hari setelah mensruasi.
J. IUD/AKDR
Alat kontrasepsi ini adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. Bentuknya bermacam-macam dan terbuat dari plastik yang dililit tembaga. Waktu penggunaannya 10 tahun. Tingkat keberhasilannya 99%.
1. Praktis dan ekonomis.
2. Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil).
3. Kesuburan seera kembali jika alat dikeluarkan.
4. Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil.
5. Tidak mengganggu pemberian ASI.
Kerugiannya, dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukurah rahim pemakai. IUD dipasang pada saat haid.
K. Tubektomi/MOW
Metode ini salah satu cara kontrasepsi dengan metode operatif bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%. Keuntungannya sebagai berikut.
1. Efektivitas langsung setelah sterilisasi.
2. Permanent.
3. Tidak ada efek samping jangka panjang.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugiannya berisiko dan efek samping bedah tetap ada.
L. Vasektomi/MOP
Ini adalah kontrasepsi bagi laki-laki yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%. Keuntungan:
1. Tidak ada mortalitas/kematian.
2. Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali.
3. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
4. Tidak mengganggu hubungan seksual.
5. Tidak harus diingat-ingat, tidak harus elalu ada persediaan.
6. Sifatnya permanent.
Kerugiannya sebagai beriku.
1. Harus dengan tindakan pembedahan.
2. Harus memakai kontrasepsi lain, misalnya kondom selama 12 kali ejakulasi sampai sel mani menjadi negatif.
3. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
M. Suntikan
Metode ini adalah hormone progeseron yang disuntikan ke bokong/otot panggul atau lengan atas setiap 3 bulan atau hormone estrogen yang disuntikan setiap 1 bulan sekali. Tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Keuntungannya sebagai berikut/
1. Praktis, efektif, dan aman.
2. Tidak memengaruhi asi, cocok digunakan untuk ibu menyusui.
3. Tidak terbatas usia.
Kerugiannya sebagai berikut.
1. Kembalinya kesuburan agak lama
2. Harus kembali ke tempat pelayanan.
3. Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, tekanan darah tinggi, jantung, dan hati.
Cara penggunaannya adalah sebagai berikut.
1. Depo provera disuntikkan ke dalam otot (intamuskular) setiap 3 bulan sekali. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, dapat diberikan 1 minggu atau lebih dari patokan 3 bulan.
2. Cyclofem disuntikkan setiap 4 minggu ke dalam otot intramuscular.
N. PENCATAT KEMATIAN IBU/BAYI
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1996 menunjukkan kecenderungan menurun. Estimasi AKB yang dilakukan Biro Pusat Statistik adalah berdasarkan perhitungan dari data hasil sensus/survey (tentang rata-rata yang dilahirkan hidup menurut ibu).
Pada kurun waktu tahun 1967-1976 (9 tahun), penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 3,2%, yaitu 145 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1967, menjadi 109 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1967. untuk periode 1986-1992, penurunan AKB rata-rata per tahun adalah 4,1&% yaitu 71 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 60 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1992. dari hasil proyeksi, telihat bahwa AKB pada tahun 1992 sebesar 60 per 1000 kelahiran yang cenderung menurun menjadi 54 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1996. berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa angka kematian pada bayi laki-laki tampaknya lebih besar dibandingkan bayi perempuan.
Pola penyakit penyebab kematian bayi dari SKRT tahun 1986 berbeda dengan hasil SKRT tahun 1992. perbedaan proporsi antara tahun 1986 dan 1992 ini mungkin disebabkan oleh cakupan sample SKRT 1986 yang hanya mencakup 7 provinsi, sedangkan pada tahun 1992 mencakup 27 provinsi. Proporsi penyakit penyebab kematain bagi bayi hasil SKRT tahun 1986 yang tertingi adalah penyakit tetanus neonatorum (19,3%) sedangkah hasil SKRT 1992 adalah penaykit ISPA (36%) . jika dibandingkan hasil SKRT 1992 dengan hasil SKRT 1995, penyakit system pernapasan menduduki urutan pertama, sedangkan gangguan prenatal naik dari urutan kelima pada SKRT 1992 dan mejadi urutan kedua pada SKRT 1995. jika dibandingkan pola penyakit penyebab kematian bayi antara jawa-bali dan luar jawa-bali, telihat urutan tertinggi di jawa-bali disebabkan gangguan prenatal (33,5%), sedangkan diluar jawa-bali disebabkan penyakit system pernapasan.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (0-4 tahun) adalah jumlah kematian anak usaia 4 tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA mengambarkan tinkat permasalahan kesehatan anak dan factor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita, seperti gizi, sanitasi, penyamkit menular, dan kecelakaan.
Estimasi angka kematian balita di Indonesia yang dihitung dari data Biro Pusat Statistik, mengalami penurunan yang cukup berarti, yaitu dari 111 per 1000 kelahirannya hdup pada tahun 1986 menjadi 82 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1993. angka kematain balita tertinggi di provinsi Nusa tenggara barat (162 per 1000 kelahiran hidup),sedangkan provinsi DKI Jakarta (4 per 1000 kelahiran hidup).
Hasil SKRT 1995 menunjukkan 5 penyakit penyebab kematian anak balita, yaitu system pernapasan (30,8%), gangguan prenatal (21,6%), diare (15,3%), infeksi dan parasit lain (6,3%), dan saraf (tetanus) (5,5%).
3. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan (terutama untuk ibu hamil, ibu waktu melahirkan, dan masa nifas). Angka kematian ibu sampai saat ini baru diperoleh dari survey terbatas seperti penelitian dan pencatatan pada 12 rumah sakit pendidikan (1977-1980) diperoleh AKI 370 per 100.000 kelahiran hidup. Penelitian oleh universitas padjadjaran di ujung beruang (1978-1980) AKI 170, dan di kabupaten sukabumi tahun 1982 sebesar 450, dan hasil SKRT 1980 adalah 150 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil ini relative rendah karena survey tidak mencakup semua provinsi. Menurut hasil SKRT tahun 1992, angka kematian ibu sebesar 425 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil survey demografi kesehatan Indonesia tahun 1994 menunjukkan angka 390 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada hasil SKRT 1995, angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup.
4. Angka Kematian Kasar (AKK)
Dari hasil sensus tahun 1971 dan 1980, SUPAS tahun1967 dan 1985, terlihat bahwa angka kematian kasar cenderung menurun dan menurut hasil perkiraan BPS angka kematian kasar (AKK) pada kurun waktu 1985-1990 akan menjadi 7,9 per 1000 penduduk dan selanjutnya pada kurun waktu 1990-1995 menjadi sebesar 7,5 per 1000 penduduk.
Penyakit penyebab kematian per 100 kematian hasil SKRT 1986 sebagian urutan pertama adalah penyakit diare sebesar 12 per 1000 kematian, sedangkan dari hasil SKRT 1992 dan SKRT 1995 adalah penyakit system sirkulasi, yaitu sebesar 16 per 100 kematian tahun 1992 menjadi 18,9 per 100 kematian tahun 1995 \. Sementara itu, dari hasil SKRT 1995 untuk daerah jawa-bali menunjukkan bahwa penyakit kematian utama adalah system sirkulasi (24,2 per 100 kematian). Enyakit system sirkulasi ini mencakup hipertensi, penyakit serevrovaskular. Untuk daerah luar jawa-bali, menunjukkan bahwa penyakit penyebab kematian utama adalah system pernapasan (16,0 per 100 kematian) yang diikuti penyakit system sirkulasi (14,3 per kematian) dan tuberculosis (10,9%).
Untuk tahun 1995, pola penyakit penyebab kematian bukan penyebab langsung secara nasional, berbeda dengan pola penyakit penyebab kematian pada rumah sakit umum kelas A, B, C maupun D. secara nasional dan menurut rumah sakit umum kelas B, penyakit serebrovaskular merupakan penyebab utama kematian. Pada rumah sakit umum kelas A, penyakit karena cedera dan keracunan merupakan penyebab utama, sedangkan pada rumah sakit umum kelas C dan D, penyebabnya adalah penyakit saluran napas bawah.
Jika dilihat pola penyakit pada tahun 1995, penyakit utama yang terbanyak secara nasional bukan merupakan penyebab utama yang mendasari keamtian. Untuk kasus penyakit terbanyak secara nasional, yatu penyakit infeksi usus, penyakit cedera, dan keracunan di rumah umum kelas A, komplikasi obstetric dan abortus di rumah sakit umuk kelas B, sedangkan di ruamh sakit umum kelas C dan D sama dengan tingkat nasional, yaitu penyakit infeksi usus.
Table 12-2 Perkiraan Persentase Kematian Ibu Yang Dapat Dicegah Melalui Berbagai Kegaiatan Menurut Komplikasi Obstetri
Kegiatan | Perdarahan (%) | Infeksi (%) | Preeklamsia/eklamsia (%) | Partus lama (%) | Abortus (%) | Tetanus (%) |
Pelatihan dukun bayi | 0 | 10 | 0 | 0 | 0 | 80 |
Pelayanan antenatal | 5 | 5 | 33 | 0 | 0 | 80 |
KB | 20 | 20 | 20 | 20 | 50 | 20 |
Peningkatan fungsi puskesmas (POED) dan rujukan | 30 | 50 | 10 | 10 | 30 | 0 |
Peningkatan fungsi puskesmas dan RS Dati II (PED) dan rujukan | 55 | 75 | 65 | 80 | 75 | 55 |
O. PROGRAM KESEHATAN LAIN
1. PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat. Sasaran promosi kesehatan adalah individu, keluarga, masyarakat, dan petugas pelaksana program.
Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin)
Tabulin merupakan institusi masyarakt dengan anggota para ibu hamil atau PUS (pasangan usia subur) yang belum hamil, dengan bentuk kegiatan yang berupa pengumpulan dana di lingkungan anggotanya, masyarakat, atau subsidi dari pemerintah.
Donor Darah Berjalan
Donor darah berjalan merupakan pendonoran darah secara bertahap, beberapa kali, atau secara berangsur-angsur selama 3 bulan sekali agar mendonorkan darahnya ke PMI. Tujuan utama diadakannya donor dara adalah untuk membantu PMI dalam ketersediaan stok darah di PMI yang berkurang sejak terjangkitnya penyakit demam berdarah.
Ambulans Desa
Ambulans desa merupakan system yang dikembangkan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengakut ibu bersalin yang perlu dirujuk ke rumah sakit atau puskesmas.
Suami Siaga
Siap :
1. secara mental. Ketika ibu menghadapi persalinan, suami mempersiapkan mentalnya untuk memberikan dukungan atau semgangat kepada istri.
2. secara fisik, suami mempersiapkan dirinya untuk menjada dan melindungi istrinya.
3. secara materil, suami mempersiapkan dana untuk persalinan istrinya.
Antar :
- suami mengantarkan istri ketika ia merasakan adanya tanda-tanda dan gejala persalinan.
Jaga :
- suami menjaga istri ketika ia menghadapi persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar